Sunday, 23 September 2018

Angkringan Mas Wied



Angkringan adalah tempat ngangkring murah meriah di malam hari yang terpouler di Jogja, salah satu angkringan Jogja yang terpopuler saat ini yaitu Angkringan Mas Wied. Angkringan ini di dirikan pada akhir tahun 2011 oleh Widi Tono (Mas Wied), jadi nama Angkringan ini di ambil dari nama beliau sendiri. Lokasi Angkringan ini cukup dekat dengan pusat kota Jogja yaitu lebih tepatnya di Jl. Gambiran No. 93. Angkringan ini mulai buka dari pukul 16.00 WIB - 23.00 WIB yang menyajikan menu varian ciri khas angkringan Jogja yaitu nasi kucing, sate usus, sate telur puyuh, gorengan, es teh, es jeruk dan masih banyak menu-menu lain. Untuk harga makanan dan minuman yang di jual disini sangat murah sekali yaitu mulai dari harga Rp 500 - Rp 6.500. Angkringan ini di design seperti layaknya sebuah caffe sehingga terdapat banyak kursi dan meja untuk tempat ngangkringnya. Angkringan ini juga dilengkapi dengan fasilitas Wifi gratis yang super cepat.




Tuesday, 2 May 2017

Pendidikan Untuk Indonesiaku


Indonesia adalah negara yang kaya raya. Potensi kekayaan alamnya sangat luar biasa, baik sumber daya alam hayati maupun non hayati. Bisa dibayangkan, kekayaan alamnya mulai dari kekayaan laut, darat, bumi dan kekayaan lainnya yang terkandung di dalam bumi Indonesia tercinta ini mungkin tidak bisa dihitung. Apabila dilihat secara geografis,dari sabang sampai merauke, terbentang tidak sedikit pulau yang ada di Indonesia. Dengan pulau besar, mulai pulau jawa, sumatra, kalimantan, sulawesi serta Irian Jaya. Namun disamping itu,terdapat pula ribuan pulau yang mengelilingi alam Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai kekayaan alam yang sangat besar. Namun dari sekian banyaknya kekayaan alam yang dimiliki Indonesia ini sebagian besar dikelola dan dikuasai oleh orang – orang asing. Penulis percaya bahwa orang Indonesia bukannya tidak mau untuk mengelola kekayaannya, akan tetapi karena keterbatasan pendidikanlah yang membuat orang Indonesia akhirnya kalah bersaing dengan orang – orang asing.
Seharusnya pemerintah menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama yang harus diselesaikan di Indonesia. Di tahun 2017 ini menjadi momentum yang tepat untuk menggelorakan kembali gerakan pembangunan bangsa melalui jalur pendidikan sebagai investasi jangka panjang untuk mengahadapi era persaingan bebas. Negara maju selalu serius dalam menempatkan masalah pendidikan pada kelas pertama, sebab untuk menjadikan Negara yang kuat, Bangsa yang bermartabat dan masyarakat yang sejahtera adalah dimulai dari pendidikan. Selaras dengan pernyataan mantan mendikbud yang menyatakan bahwa “perubahan harus dimulai dari dunia pendidikan” (Dr. Anies Baswedan, 2014). Pemerintah harus memberikan akses yang mudah kepada setiap warga masyarakatnya untuk mendapatkan hak yang sama dalam dunia pendidikan.
Sebagaimana bunyi UUD 1945 pasal 31 menyatakan bahwa : a) Ayat 1 : setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan. b) Ayat 2 : setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. c) Ayat  3 : pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dalam Undang – Undang. d) Ayat 4 : Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja Negara serta dari anggaran pendapatandan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. e) Ayat 5 : pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai – nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Kontitusi kita sudah mengamanatkan supaya siapapun warga Negara Indonesia berhak untuk mendapatkan dan mengakses pendidikan yang sama tanpa terkecuali. Namun masalahnya adalah pada lemahnya implementasi dari setiap pasal – pasal indah yang tercantum sesuai dengan kontitusi. Pendidikan di Indonesia hanya bisa dirasakan oleh kalangan tertentu saja, yaitu ;  orang kaya, orang pintar dan berprestasi. Sejauh ini hanya kalangan itu yang bisa menyelesaikan pendidikan sampai ke jenjang Doktor. Di Indonesia bukan hanya kalangan itu saja yang menjadi warga Negara Indonesia tetapi masih banyak kalangan – kalangan lain yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Kalangan itu adalah ; orang miskin yang kurang pintar tetapi ingin sekolah, kalangan ini sangat sulit dalam mengakses pendidikan. Sedangkan kalangan ini akan cenderung melahirkan generasi yang tetap miskin apabila tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Seharusnya pendidikan diberikan kepada siapa saja yang memiliki semangat untuk sekolah, bukan hanya untuk orang kaya dan orang pintar saja. Sedangkan orang yang miskin dan kurang pintar dipersulit untuk bisa sekolah dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi. Penulis percaya bahwa tujuan orang yang miskin dan kurang pintar sekolah adalah pasti mereka ingin menjadi orang yang pintar dan berilmu, juga ingin mengubah nasib keluarga, masyarakat dan bangsanya. Karena tujuan pendidikan adalah untuk menyelamatkan kebodohan dan mencerdaskan anak bangsa, Seperti halnya yang dikatakan oleh Tan Malakabahwa maksud pendidikan adalah untuk mempertajam kecerdasan dan memperkokoh kemauan, memperhalus perasaan, seperti dimaksudkan dengan anak bangsa apapun dan golongan apapun juga”. Sehingga sudah sepantasnya kalangan mereka juga berhak mendapatkan keadilan dalam dunia pendidikan sesuai dengan yang di amanatkan oleh kontitusi. Ki Hajar Dewantara menurutnya pendidikan adalah  “suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi-tingginya”.
Dimasa yang akan datang apabila semua masyarakat Indonesia mendapatkan keadilan dalam dunia pendidikan. Pemerintah menggelorakan dan mendorong pertumbuhan pendidikan dengan mewajibkan pendidikan sampai ke jenjang Doktor. Maka kekayaan alam Indonesia pasti akan dikelola dan dikuasai oleh orang Indonesia sendiri, kita akan kaya di Negeri sendiri seperti yang dicanangkan oleh Bung Karno yaitu “Berdikari”.  

Yogyakarta, 02 Mei 2017

Aji Mukti Saputra 


Saturday, 3 December 2016

IKPM Pajampangan Yogyakarta


A.    Latar Belakang
      Dalam undang-undang dasar tahun 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan dari kemerdekaan kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun sejak beberapa dekade lewat tujuan itu telah mengalami pergeseran. Setidaknya terlihat dari agenda pembangunan yang telah digariskan oleh para pemimpin-pemimpin bangsa, dimana penciptaan sumber daya manusia melalui pendidikan masih sangat lemah jika di bandingkan dengan sektor-sektor lainnya. Akibatnya dapat dirasakan sekarang dimana mayoritas SDM anak bangsa ini lemah, apalagi mereka yang berada di luar daerah pulau jawa dan daerah daerah pelosok. Padahal potensi baik disektor manusia maupun potensi alamnya sangat besar, yang pada akhirnya menjadi terabaikan selain habis dieksploitasi oleh pihak lain, juga akibat SDM di daerah sendiri terlalu lemah Diantara posisi daerah yang besar sebagai cikal bakal daerah yang maju adalah memilliki sumber daya alam yang besar dan letaknya yang strategis.Begitu juga dengan Kabupaten Sukabumi yang sangat kaya akan kekayaan alamnya serta letaknya yang strategis sangatlah berpotensi untuk menjadi daerah yang maju. Untuk mencapainya tidaklah mudah, suatu daerah haruslah memiliki sumber daya manusia yang handal dan profesional untuk mengelolanya agar bisa tercapai maksud dan tujuannya tersebut. Karena bagaimana pun melimpahnya sumber daya alam, tanpa adanya kemampuan sumber daya manusia unutk mengolahnya maka akan sia-sia. Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu upaya untuk mengembangkan kualitas atau kemampuan sumber daya manusia, agar mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam, sehingga dapat digunakan untuk kesejahteraan masyarakat sebagai akhir dari tujuan pembangunan itu sendiri. Maka dari itu sebagai generasi penerus, untuk mengembangakan Kabupaten Sukabumi selanjutnya saya sangat mengharapkan peran pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi selaku institusi yang diberi hak oleh rakyat haruslah melakukan tugasnya selain untuk mengembangkan Kabupaten Sukabumi itu sendiri juga membangun untuk mendidik putra-putri daerah agar menjadi generasi yang handal, profesional dan berkualitas untuk membangun daerahnya sendiri.Dilatar belakangi hal tersebut saya sangat berharap pemerintah Kabupaten Sukabumi dapat membantu mengurangi beban keuangan yang menjadi kendala dalam meningkatkan prestasi belajar. Dengan semakin dinamisnya perkembangan dunia pendidikan dan tuntutan peningkatan mutu lulusan perguruan tinggi, maka perbaikan dan peningkatan sarana penunjang belajar adalah mutlak diperlukan. Salah satu upaya yang saat ini saya harapkan dari pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi adalah dengan  memperhatikan para putra dan putri dearah yang sedang menuntut ilmu baik didalam daerah ataupun di luar daerah.
B.     Tujuan
1)    Memacu daya saing untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kemampuan dalam mengembangkan potensi diri.
2)      Perbaikan sarana penunjang belajar.
3)   Sebagai salah satu wujud nyata kepedulian pemerintah Kabupaten Sukabumi terhadap peningkatan SDM di Sukabumi khususnya daerah Kabupaten Sukabumi.

A.    Dasar Pemikirian
      Ikatan Keluarga Pelajar Dan Mahasiswa Pajampangan Yogyakarta adalah sebuah lembaga organisasi yang menghimpun mahasiswa dari daerah sukabumi khususnya pajampangan yang menuntut ilmu di Yogyakarta. Lembaga organisasi ini di bentuk setelah mendata beberapa mahasiswa sukabumi khusunya dari daerah pajampangan ternyata yang melanjutkan pendidikan di Yogyakarta ini cukup banyak. Sebelumnya mahasiswa – mahasiswa dari pajampangan sukabumi ini terpecah belah ketika datang di Yogyakarta dan bahkan ada yang tidak saling mengenal antara satu dan yang lainya. Apabila hal ini terus terjadi diantara mahasiswa satu daerah yaitu sukabumi khususya pajampangan maka akan berdampak buruk terhadap mahasiswa dan daerah sukabumi. Dampak buruk terhadap mahasiswa adalah karena mereka tidak mempunyai teman dan relasi di setiap perjuanganya dalam mewujudkan cita – citanya dengan mahasiswa satu daerah, sedangkan untuk daerah adalah daerah akan banyak kehilangan putra putri daerah yang berprestasi lebih memilih untuk berkarir diluar daerah karena mereka merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah.  oleh sebab itu maka kami berinisiatif untuk membuat sebuah wadah bagi mereka dan membuat sebuah sistem yang mengikat diantara satu dan lainya sehingga satu sama lain akan berhubungan dan bersinergi untuk menjaga komunikasi yang baik di Yogyakarta. IKPM Pajampangan ini juga bertujuan sebagai tempat untuk menuangkan karya dan kreasi para mahasiswa sukabumi khusunya pajampangan sehingga bakat dan minat para mahasiswa bisa tersalurkan dengan baik. Mahasiswa pun bisa mengadukan mengenai kesulitan – kesulitan yang dihadapi selama berada diperantauan agar setiap permasalahan - permasalahan yang dihadapi mahasiswa sukabumi khusunya pajampangan ini bisa menjadi acuan dalam pendekatan emosional masing masing sehingga akan menciptakan satu ikatan keluarga mahasiswa satu daerah yang harmonis. Disisi lain IKPM Pajampangan ini juga mengajak kepada para mahasiswa sukabumi khususnya pajampangan untuk bisa memperkenalkan budaya dan adat kabupaten sukabumi agar nama sukabumi bisa harum di kota lain termasuk di Yogyakarta.Semua hal ini akan terwujud secara baik dan lancar apabila pemerintah daerah sukabumi dan semua elemen yang bersangkutan peduli kepada putra putri daerah yang sedang menuntut ilmu di daerah lain, putra putri daerah harus dijaga dengan baik karena mereka adalah asset daerah yang sangat berharga untuk pembangunan di daerah dan kader pemimpin daerah dimasa depan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.


Aji Mukti Saputra


Sunday, 20 November 2016

Sambutan Wisudawan Akademi Manajemen Putra Jaya Yogyakarta Th. 2016

Yth.     Bapak Koordinator Kopertis Wilayah V Yogyakarta,
Yth.     Bapak Ketua Yayasan Mitra Global Yogyakarta,
Yth.     Bapak Direktur Akademi Manajemen Putra Jaya beserta jajarannya,
Yth.     Bapak Ketua IKA AMPJ Yogyakarta
Yth.     Para dosen beserta jajaran Staf Akademi Manajemen Putra Jaya,
Yth.     Orangtua wali wisudawan/wisudawati, keluarga, tamu undangan dan kepada teman-teman wisudawan/wisudawati yang saya banggakan dan adik-adik mahasiswa yang saya sayangi juga saya cintai.
Assalamualaikum Wr. Wb
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama –tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan nikmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama nikmat kesehatan sehingga kita semua bisa berkumpul dan melaksanakan acara wisuda di hotel Gowongan Inn, ini dengan keadaan sehat wal’afiat.
Shalawat beserta salam semoga berlimpah kepada sang Baginda Rassul Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya, sahabatnya dan seluruh umat Islam yang ada di dunia dan termasuk kita semua di dalamnya. Amiiinnn.
Hadirin yang berbahagia,
Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, masih tersimpan jelas dalam memory kepala saya, 13 Agustus 2013 pertama kalinya saya menginjakan kaki di Yogyakarta. Sekarang 10 September 2016 kita semua berwisuda, dimana moment ini adalah hal yang paling di tunggu oleh para mahasiswa, karena menandakan masa perkuliahan telah selesai, sekaligus dengan rasa bangga kita semua mendapatkan sebuah gelar. Semoga dengan gelar ini kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dan semoga ilmu yang kita dapatkan bisa berguna bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Pramoedya Ananta Tour pernah mengatakan bahwa ; sejarah dunia adalah sejarah anak muda, jika anak muda mati rasa, maka matilah sejarah bangsa didunia. Dan kalimat tersebut di aminkan dalam pidatonya Bung Karno yang berbunyi ; pemuda adalah tonggak penguasa dunia. Kita sebagai pemuda Indonesia harus  menyadari bahwa bangsa dan Negara Indonesia adalah warisan yang syah bagi kita semua sebagai generasi muda bangsa Indonesia, kita dalah calon pemimipin masa depan. Terutama kita sebagai mahasiswa Yogyakarta, tokoh tokoh Indonesia sebagain besar berlatar belakang pendidikan di Yogyakarta, dan kita siap menjadi bagian dari pada mereka. Namun di balik kebahagian kita pada hari ini sedikit menyisakan kesedihan yang mendalam dimana teman kita muallimin tidak dapat berwisuda, kita doakan semoga beliau bisa berwisuda pada tahun berikutnya. Alhamdulliah saya diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan perwakilan dari wisudawan. Dimana biasanya wisudawan yang mempunyai kesempatan seperti ini, pasti akan menyampaikan 3 hal umum ; 1) terimakasih kepada dosen, orang tua dan kampus, 2) suka cita selama kuliah, 3) kalimat motivasi, yang saya tahu pasti dia copy paste dari kata-kata Mario Teguh. Dan yang sering kali kita lupa teman-teman semuanya, kalau Google lebih banyak membantu dari pada dosen-dosen kita.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terimakasih kepada para dosen yang mengajarkan saya banyak hal sehingga saya menjadi pribadi yang rajin menulis, menghitung, merangkum, membuat laporan, dan hal lain yang bisa saya kerjakan agar nilai saya baik dan bagus untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan. Saya tidak berbeda dengan teman-teman yang lain, kita diajarkan pelajaran yang sama, kita mempunyai skill yang sama, walau mungkin angka prestasi kita yang berbeda. Namun dari kesamaan itu, saya berpikir jika kita semua berkompetisi untuk satu kursi pekerjaan yang sama. Saya tidak suka kompetisi seperti itu, saya lebih mengharapkan agar saya diajarkan untuk saling merangkul. Tapi saat ini, saya bingung harus bagaimana cara merangkul. Yang seharusnya pendidikan itu menghasilkan kursi kursi baru bukan malah berebut satu kursi yang sama. Lalu apa bedanya dengan ; ayam yang berebut sepiring nasi. Dimana harus saling menjatuhkan sengan teman sendiri dan menimbulkan dendam diantara pertemanan. Sejak awal saya kuliah, dosen, teman, orang tua, alumni,selalu mewanti-wanti saya agar mempertahankan nilai di batas standar tertentu untuk menjamin pekerjaan yang baik setelah wisuda. Seakan memaksa saya untuk berpikir bahwa, tidak ada karier yang baik apabila saya lulus dibawah nilai standar. Saya berharap kepada kita semua sebagai wisudawan, bisa berpikir kembali di luar batasan pemikiran kita. Bahwa keberhasilan tidak ditentukan dengan batasan angka. Namun saya tetap bangga kepada teman teman yang mendapatkan nilai cumlaude.
Hadirin yang berbahagia,
Ada 3 hal yang tidak bisa kita raih kembali dalam hidup ; 1. Kata-kata setelah diucapkan. 2. Kesempatan yang sudah berlalu. 3 waktu yang sudah beranjak. Manfaatkan secara maksimal 3 hal tersebut termasuk untuk kita yang diwisuda pada hari ini, supaya kita tidak mengalami penyesalan dalam hidup kita ini. Waktu 3 tahun bukanlah waktu yang singkat untuk kita semua, banyak hal yang sudah kita ukir dalam perjalanan selama menempuh pendidikan di Akademi Manajemen Putra Jaya ini beribu cerita dan kisah tersimpan di dalamnya. Yang secara tidak langsung mengajarkan satu sama lain mengenai ; rasa kekeluargaan, kebersamaan, kebahagaian, ketulusan, kesedihan, dan keegoisan. Semoga cerita tersebut akan menjadi kenangan terindah dalam hidup kita. Saya mewakili teman-teman semuanya ingin meminta maaf kepada pihak Akademi apabila 3 tahun dalam menempuh pendidikan, kami sering melakukan kesalahan sehingganya membuat Bapak Direktur beserta jajarannya dan para dosen kesal dengan sikap kami, prilaku kami dan ucapan kami ; maka hari ini izinkan kami semuanya meminta maaf yang sebesar-besarnya dan setulus- tulusnya dari lubuk hati yang paling dalam kepada Akademi. Mari kita buktikan teman –teman semuanya. Setiap pertemuan memang pasti ada perpisahan tapi itu bukan alasan bagi kita untuk tidak berkomunikasi dan jangan sampai setelah lulus dari Akademi Manajemen Putra Jaya ini, teman-teman menghilang dalam berkomunikasi.
Jangan tangisi sesuatu yang hilang tapi mari kita bina dan tata untuk masa depan
Hadirin yang berbahagia,
Terkadang saya lupa bagaimana cara berterimakasih, terutama  berterimakasih kepada kedua orang tua,yang kita tahu bahwa merekalah orang yang  membuat kita hingga bisa seperti sekarang in. Betapa banyak perjuangan dan pengorbanannya hingga sampai detik ini ; beliau masih semangat menyaksikan kesusksesan kita pada pagi hari ini, meskipun perjalanan menuju Yogyakarta tidaklah mudah, yang harus rela mabuk saat perjalanan, rasa lelah yang tidak di hiraukan, yang harus merelakan libur dari pekerjaan, yang harus menjual tanah dan perhiasan untuk anaknya tersayang, yaitu kita semua.  Oleh sebab itu saya mengajak kepada teman-teman semuanya untuk mari kita mendoakan kedua orang tua kita, Semoga Allah SWT bisa membalas segala perjuangan dan pengorbananya yang mereka berikan untuk kita.
Hadirin yang berbahagia,
Saya cinta kampus ini, saya akan lakukan apapun untuk membuat kampus ini lebih baik.
Saya harap anda menyaksikan dan mengetahui perjalanan saya di kampus ini.
Jangan sekalipun anda berpikir pesimis tentang kampus ini.
Jangan sekalipun anda hilang harapan terhadap kampus ini.
Karena harapan adalah satu-satunya motivasi.
Dan tanpa harapan, lebih baik kita mati.
Dan harapan tanpa tindakan, lebih buruk dari mati.
Percayalah, saya sangat sedih karena terlalu sedikit yang telah saya lakukan untuk kampus ini. Dan dalam keadaan seperti itu saya harus menghadapi tuntutan meninggalkan kampus ini.
Tapi saya punya harapan. Percayalah, bahwa hanya kalian adik-adikku tercinta adalah salah satu harapan terbesar saya. Sebagai pembesar kampus ini. Terutama pembesar organisasi kampus ini.
Terakhir dari saya untuk teman-teman semuanya, semoga apa-apa yang kita inginkan, apa-apa yang kita cita-citakan dan apa-apa yang dimimpi-mimpikan bisa terlaksana. Amin.
Sukses juga untuk teman-teman yang setelah lulus langsung bekerja, melanjutkan pendidikan, atau pendidikan sambil bekerja. Sukses selalu untuk kita semua dan tetap semangat.
Sekian dari saya, mohon maaf jika ada kesalahan dalam ucapan, itu mungkin karena kekurangan dari pribadi saya.
Ketika saya mengucapkan AMPJ. Teman teman mengatakan JAYA.
Wabilahi Taufik Walhidayah Wassalamualaikum Wr.Wb.


Aji Mukti Saputra

Monday, 31 October 2016

Sejarah Jampang

Kabupaten Jampang Memiliki Akar Sejarah Yang Kuat
                                                     Sang Pahlawan Jampang, Raden Alit Haji Prawatasari


Sebenarnya kabupaten Jampang adalah PR lama bagi masyarakatnya, fenomena ini bukan lah cerita kemarin sore, melainkan sudah berabad-abad yang lalu, hal ini dibuktikan dengan adanya uga asal Pajampangan yang dituturkan dari lisan ke lisan tiap generasi, yaitu “Pajampangan kota bungsu” dengan gambaran bahwa di daerah Jampang suatu saat akan menjadi pusat keramaian dan memiliki pemerintahan sendiri.


Tak perlu alergi dengan istilah Kabupaten Jampang, kita sebaiknya menengok sedikit sejarahnya dulu, upaya pembentukan kabupaten Jampang dimulai dari awal abad 18, pada tahun 1703 seharusnya kita masih ingat akan peristiwa berdarah “pemberontakan masif rakyat Jampang” dalam menggempur VOC, aksi heroik tersebut dimotori oleh Haji Prawatasari yang dilatari kesengsaraan dan penderitaan rakyat Jampang dimana waktu itu setiap kebijakan pemerintah kabupaten Cianjur  acap kali pro dan tunduk terhadap Kompeni sementara tidak memihak kepada rakyat Jampang (waktu itu wilayah Jampang adalah distrik dari kabupaten Cianjur), Prawatasari sebagai ulama besar di Jampang geram menyaksikannya, ia pun mengambil alih kepemimpinan masyarakat Jampang secara informal,  berulangkali Prawatasari melakuakan cara diplomatis bersama wedana Cianjur, menyampaikan keluhan rakyat yang dipekerjakan secara kasar dengan upah kecil bahkan tanpa upah sama sekali. Sudah barang pasti disesalkan karena setiap kebijakan-kebijakan tidak memihak kepada rakyat dan kemajuan daerahnya. maka Prawatasari mengharapkan penyelesaian masalah dengan cara baik-baik tanpa kekerasan, yaitu dengan berdirinya Kabupaten Jampang menjadi pemerintahan sendiri, terpisah dari Cianjur, pemekaran ini didasari oleh hilangnya iktikad (kepercayaan) masyarakat Jampang terhadap pemerintah Cianjur, sementara mereka lebih percaya pada sosok ulama simpatik asal Jampang sendiri Prawatasari untuk memimpin mereka seutuhnya dari pada wedana Cianjur yang dianggap sebagai kaki-tangan VOC, tetapi usaha tersebut tak berbuah hasil, Prawatasari pulang dengan kekecewaan dan tangan kosong untuk rakyatnya. Ia kemudian mengumpulkan masyarakat Jampang, untuk mengekspresikan kekecewaan dan kemarahan, seluruhnya sepakat melakukan mogok kerja, perusakan hasil tanam paksa (preanger stelsel) dan kerusuhan-kerusuhan kecil di Cianjur, VOC ditaksir mengalami kerugian dan getir apabila kerusuhan akan semakin meluas, kemudian Gubernur VOC menginstruksikan dengan keras kepada seluruh wedana (bupati) di priangan untuk menangkap Haji Prawatasari hidup atau mati, tetapi karena kecintaan masyarakat terhadap Prawatasari, hal ini membuat kemurkaan tak terbendung lagi terhadap VOC sebagai titik masalah yang mengadu domba dan merugikan rakyat pribumi, sehingga Prawatasari bersama sekitar 3000 jawara Jampang tempur habis-habisan bertaun-taun secara griliya untuk mengusir VOC dari Pasundan.

ilustrasi perlawanan Laskar Jampang vs Kompeni di Batavia 1703


Dengan berkaca pada sejarah 316 tahun silam, dapat dibayangkan seperti apa kesusahannya hidup leluhur orang Jampang membela tanah-airnya, menumpahkan darah untuk mengusir penjajah, mengharapkan kemerdekaan dengan pemerintahan mandiri, bahkan permusuhan antara Jampang dan VOC telah menjadi ancaman serius bagi eksistensi VOC di pulau Jawa, namun semua ini bukan untuk diratapi sebagai suatu kesedihan, tetapi pada konteks sekarang menjadi suatu pertanyaan, kita lihat ke bawah sudah kah rakyat Jampang sejahtera? Sudah kah mereka mendapat perlakuan yang adil dalam pembangunan? Berapa anak bangsa yang putus sekolah di sana? berapa banyak aspek-aspek yang tak terperhatikan oleh pemerintah? Bagaimana keamanan dan pertahanannya sebagai daerah terluar Indonesia? Sejahtra adalah suatu paradigma kebutuhan masyrakat yang tak bisa dihindari, Sejahtera dalam arti mendapatkan hidup yang layak sesuai dengan perkembangan zaman, perlakuan adil,  mendapatkan pendidikan yang baik,  dan angka kemiskinan yang rendah, memang pada titik ini perjuangan 3 abad silam belum lah selesai, lantas apakah kita perlu berendah diri dengan nada-nada pesimis, seringkali pengkritik yang tak setuju terhadap DOB muncul dari masyarakatnya sendiri bahkan para intelek atau yang dikatakan terdidik, dengan menyudutkan berbagai kekurangan daerah sebagai DOB, pembentukan DOB memang bukan perkara yang mudah, lain hal nya apabila didukung penuh seluruh elemen masyarakat, termasuk pengkritik tadi, tidakkah mereka sebaiknya memaparkan kekurangan sekaligus mengisinya dengan solusi, bergabung dan melihat berbagai potensi baik kedepan, dalam hal ini pengejawantahan Kabupaten Jampang adalah tolok ukur keberhasilan akan kemandirian masyarakatnya, kita semua perlu bersama-sama mengawal dan mengantarkannya. Kabupaten Jampang memiliki akar sejarah yang kuat bahkan terabadikan oleh tradisi lisan uga-nya sebagai “kota bungsu”, tanah ini adalah tanah pahlawan, tanah pendekar, tanah patriotis dan tanah jawara dimana masing-masing watak tersebut mengalir di darah kita. Kita perlu bersama-sama, pembentukan kabupaten Jampang bukan hanya sebatas administratif saja dan bukan ego segelintir orang, melainkan menyangkut budaya, mental, kemandirian, rasa bangga dan jati diri untuk seluruh masyarakat Jampang yang mengacu pada otonomi daerah. Dengan akar sejarah yang kuat kita optimis dan belajar pada kemajuan negara Jepang  yang menerapkan faham gige kaiping, suatu faham yang mengakar serta menghargai terhadap sejarahnya untuk melakukan perubahan-perubahan lebih baik, dan mengakhiri ketertinggalan wilayahnya.

“Area divergence is not crime, meanwhile it was driven by the Regional Autonomy law “-Sang Bintang Pagi.


written by rifaldi efriansyah. 

Sambutan Demisioner BEM AMPJ

Moment Pengalihan Kekuasan.
Roda estafet kepemimpinan harus tetap bergulir secara berkala, Saya atas nama pribadi mengucapkan mohon maaf yang sebesar - besarnya kepada semua kabinet BEM AMPJ Periode 2014/2015 dan Periode 2015/2016, beserta seluruh mahasiswa. Apabila selama saya memimpin banyak melakukan kesalahan dan kebodohan yang menyebabkan hati teman - teman tersakiti yang berujung kebencian kepada saya.
Pada kesempatan ini saya ingin meminta maaf yang setulus - tulusnyakepada teman - teman. Semua kesalahan dan kebodohan yang pernah saya lakukan akan saya jadikan bekal untuk memperbaiki diri saya dimasa depan dalam kepemimpinan. Dan semoga semua perjuangan, pengorbanan baik itu harta, waktu dan keringat yang kita lakukan selama ini bisa menjadi amal ibadah untuk kita semua dan berharap setiap jengkal pengalaman dan perjuangan kita mampu menjadi landasan untuk memimpin dimasyarakat.
Pada kesempatan ini juga saya mengucapkan terimakasih yang sebesar -sebesarnya kepada teman teman, saya sadar tanpa bantuan dari teman - teman semua program kerja tidak akan terealisasi. Waktu memang berlalu begitu cepat, seakan mengejar kita dibelakang, jujur saya masih rindu kebersamaan kita. Namun jangan terlarut dalam kesedihan, kita harus tetap bergerak untuk mewujudkan cita - cita yang kita dengungkan setiap hari. Mari kita berdoa berharap semoga apa yang kita cita - citakan dan yang kita mimpi - mimpikan bisa terwujud, Amin.
Selamat untuk BEM baru tetap semangat, berpegang teguh pada kualitas bukan kuantitas.Teruskan perjuangan kami untuk mengharumkan nama kampus, menjunjung tinggi almamater kita.
Masa depan Indonesia ada ditangan kita kawan, sebagai generasi muda indonesia, aktor pelaku sejarah dimasa depan. Jadilah bagian dari sejarah Indonesia.
Bermimpilah yang tinggi karena kita adalah pemuda !
Hidup Pemuda Indonesia !
Hidup Mahasiswa Indonesia !

Kabinet Muda, Aktif, Kreatif dan Produktif !

Yogyakarta, 08 September 2016

Demisioner Presiden BEM
Aji Mukti Saputra

Orasi Reuni IKA AMPJ 2017

Assalamualaikum WR.WB
Apa kabar Alumni AMPJ.

Dengan rasa hormat dan rasa bangga, saya mewakili kepanitian Reuini IKA AMPJ ingin memberitahukan kepada semua civitas akademika AMPJ untuk mari kita sukseskan acara Reuni IKA AMPJ 2017.

Saya sadari bahwa dengan kehadiran bapak/ibu dan saudara - saudara semuanya acara tersebut akan terlakasana secara maksimal.
Oleh sebab itu saya memohon kepada bapak/ibu dan saudara - saudara semuanya untuk ikut berpartisipasi, mendukung, dan menginformasikan kepada rekan- rekan terdekatnya, khususnya membantu dalam mengajak kepada para alumni yang bapak/ibu kenal selama mengenyam pendidikan di AMPJ. Kepanitian sejauh ini sudah bekerja dan berusaha keras untuk menginformasikan dan mengajak para alumni untuk ikut dalam acara reuni IKA AMPJ 2017.

Namun keterbatasan dalam jangkauan para alumni yang kami tidak kenal sebelumnya yang membuat kami sulit untuk menghubunginya. Saya yakin bahwa jika reuni ini diinformasikan oleh semua civitas akademika, Insyallah acara reuni ini akan tercapai sesuai rencana. 
Kepada rekan rekan yang baru saja lulus, jangan jadikan alasan karena kita berpisah belum terlalu lama atau belum saatnya untuk bertemu.

Mau sudah sukses atau pun belum, saya minta tolong jangan dijadikan alasan oleh rekan rekan untuk tidak datang, kita harus pahami makna dari reuni ini; bahwa dengan reuni kita ingin mempersatukan kembali kebersamaan kita, mempererat kembali persaudaraan kita dan berbagi pengalaman.
Bukan untuk mengukur kesuksesan antar individu. Kedatangan teman teman akan melengkapi reuni ini. Sebuah kampus akan menjadi besar karena peran dari alumni, kepedulian para alumni "
Mari kita satukan visi dan misi untuk AMPJ dimasa depan.

Saya masih teringat jelas dalam memory ini, bahwa kita semua berjanji akan tetap menjaga kekeluargaan meskipun sudah lulus nanti.
Dan sekarang saya menunggu janji rekan rekan semuanya untuk kembali berkumpul di Yogyakarta, sebagaimana dulu kita dipertemukan pertama kali di Kota ini.

Kita adalah keluarga yang akan selalu membantu didalam setiap kesulitan, kita akan bangkit bersama, yakinlah bahwa kita akan sukses bersama.

SEMANGAT REUNI MEMBANGUN PERSAUDARAAN !


Wassalamuallaikum WR.WB

Ketua Panitia
Aji Mukti Saputra

Orasi Politik

Indonesia Tanpa Korupsi

Assalamulaikum Wr.Wb,

Apa kabar saudara-saudara semuanya dari sabang sampai merauke.

Dengarkan kata - kata saya dan ingat kata - kata saya ini ; Mari kita bersama – sama membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersih tanpa koruptor. Masyarakat Indonesia harus berpikir cerdas dan berintegritas dalam menentukan pemimipin di indonesia. Jangan tergoda dengan money poltics oleh para politikus busuk, jangan tergoda dengan harta dan uang yang diberikan calon pemimpin untuk memenangkan dirinya didalam pemilu. Apabila hal ini terus dibiarkan terjadi, maka niscaya korupsi di Indonesia akan tetap merajalela. Karena sudah memberikan kesempatan kepada para koruptor untuk kembali berkuasa, kembali membangun dinasti yang akan menggeruk kekayaan di Indonesia.

Masyarakat dan pemuda Indonesia jangan bersikap apatis dan tabu terhadap politik, apalagi menjauh dari lingkaran politik. Jika tidak mau dipermainkan oleh para politikus busuk, maka kita harus ikut serta dalam berpolitik dan kita budayakan politik yang cerdas di indonesia. Bangsa lain tidak mungkin membersihkan koruptor di Indonesia dan mustahil mereka membawa perubahan yang baik untuk Indonesia.

Hanya kita saudara – saudara semuanya sebagai bangsa Indonesia yang bisa mampu merubah Indonesia untuk lebih baik. Kita pemuda Indonesia harus sadar dan menyadari bahwa Negara Indonesia adalah warisan yang syah untuk kita sebagai generasi muda bangsa Indonesia. Kita yang akan menentukan bagaimana masa depan Negara Indonesia ini, Negara Indonesia ada di tangan kita kawan, sebagai pemuda Indonesia.
Kita jangan mengecewakan para pendahulu kita yang sudah mengorbankan harta bahkan nyawa untuk bisa memerdekakan Negara Indonesia ini. Kita harus mewujudkan cita cita para pendahulu kita, untuk menjadikan Negara Indonesia yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera dan bebas tanpa korupsi.

Jika ada 1000 orang yang memperjuangkan kebenaran maka pastikan aku ada diantaranya.
Jika ada 100 orang yang memperjuangkan kebenaran maka pastikan dan saksikan aku ada diantaranya.
Jika ada 1 orang yang memperjuangkan kebenaran maka pastikan dan saksikan, saksikan dan pastikan aku adalah orangya.

Allahuakbar. Allahuakbar. Allahuakbar. Merdeka !!!

Wassalamualaikum Wr.,Wb





Aji Mukti Saputra

Sunday, 30 October 2016

Golput Dalam Penyelenggaraan Pemilu Di Indonesia


Latar Belakang Masalah
Pemilihan Umum merupakan prasyarat penting dalam bangunan demokrasi. Pemilihan umum juga merupakan wadah bagi masyarakat dalam menyampaikan aspirasi. Pemilihan umum baik pilkada, pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden dan wakil presiden merupakan serangkaian pemilihan yang dalam penyelenggaraannya dijamin oleh undang-undang nomor 15 tahun 2011. Sehingga, desain pemilu yang dilaksanakan, selalu mengalami perubahan. Atau hampir dapat dikatakan, sistem pemilu di Indonesia tidak tuntas karena setiap kali penyelenggaraan pemilu mekanismenya selalu dirubah sesuai dengan kebutuhan zaman.
Sebagai wadah aspirasi bagi masyarakat, pemilu diharapkan dapat tampil di tengah-tengah rakyat Indonesia yang plural dengan baik. Aspirasi yang dilakukan oleh rakyat, dimaksudkan agar terjadi sinergitas yang positif antara proses dengan hasil. Artinya, aspirasi rakyat merupakan “Ruh” dalam pelaksanaan Indonesia ke depan. Akan tetapi, pelaksanaan pemilu pada saat ini, dirasakan hanyalah satu babak dari kisah “bongkar pasang” pesta para “petualang-petualang” politik. Akibatnya, permasalahan dalam pelaksanaan pemilu pun selalu muncul, mulai dari masalah ; money politik, black campaign, kampanye terselubung, kemunafikan atau hipokrisi, dan berbagai permasalahan lain yang menjadi “asam garam” dalam pelaksanaan pemilu. Dan yang paling mencengangkan, dalam tingkatan masyarakat, masih rendahnya tingkat aspirasi yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pemilu, dan fenomena ini dalam pelaksanaan pemilu disebut dengan golput.
Fenomena golongan putih atau yang lebih akrab dikenal dengan sebutan golput, disinyalir selalu menyeruak kepermukaan jagat politik negeri ini setiap kali hajatan demokrasi berlangsung baik dalam pemilihan bupati/walikota, gubernur, anggota legislatif, dan presiden maupun wakil presiden.

Rumusan masalah
Upaya Komisi Pemilihan Umum (KPU) menekan angka golput dalam gelaran Pilpres 2014 berada di bawah 25%, tidak berhasil. Bahkan angka golput pada Pilpres tahun ini lebih buruk dibanding Pilpres 2009.Tingkat golput dalam gelaran Pilpres 2014 mencapai 29,8% atau 56.732.857 suara. Angka golput Pilpres 2014 lebih parah dibanding Pilpres 2009 yang mencapai 27,7%. Bahkan lebih buruk dibanding Pilpres 2004 (yang hanya mencapai 24%). Data KPU menyebut, total warga yang berhak menggunakan hak pilihnya dan masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pilpres 2014 adalah 190.307.134. Namun yang menggunakan hak pilihnya sebanyak 133.574.277 suara. Buruknya angka partisipasi masyarakat dalam gelaran Pilpres 09 Juli 2014 menurut Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow, dikarenakan data pemilih yang diolah KPU kurang valid. Bahkan sebelum dilakukan pemilihan, potensi golput mencapai lebih dari 20%. Dikatakan Jeirry, kondisi ini diperparah dengan banyaknya warga yang menggunakan hak suara lewat jalur Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).
Atas banyaknya jumlah DPKTb, Jeirry memperkirakan, jumlah golput dalam gelaran Pilpres 2014, bisa berada di atas angka 30% atau lebih dari 60 juta suara. Sementara untuk provinsi, Jawa Barat menjadi provinsi tertinggi untuk golput di Pulau Jawa.  Daftar pemilih yang tercatat dalam DPT, DPTb, DPK dan DPKTb sebanyak 33.821.378 orang. Dari jumlah pemilih itu, yang menggunakan hak pilih sebanyak 23.990.089 orang dengan suara sah 23.697.696 dan suara tidak sah 292.393 suara. Tingkat golput untuk Jawa Barat mencapai 29,07%. Kendati tingkat golput tinggi, tambah Jeirry, bukan berarti presiden terpilih tidak sah. “Angka golput yang tinggi hanya mengindikasikan tingkat legitimasi di masyarakat akan presiden terpilih menjadi rendah. Secara hukum tidak ada pengaruhnya, tetap sah sesuai raihan suara hasil rekapitulasi nasional suara oleh KPU.
Dari data tersebut dapat ditarik pertanyaan mengenai alasan apa yang menyebabkan masyarakat memilih untuk melakukan tindakan golput ?

Pembahasan
Golput yang selama ini terjadi menyeruak kepermukaan bukan tanpa sebab. Arbi Sanit (1992: 73) menyebutkan alasan golput di Indonesia antara lain ; Pertama, apatis (masa bodoh). Sikap ini terjadi dari ketertutupan terhadap rangsangan politik, baginya politik tidak memberikan manfaat dan kepuasaan, sehingga golongan ini tidak mempunyai minat dan perhatian terhadap politik. Dan yang kedua, alienasi (terasing). Sikap ini berbeda dengan sikap apatis dan anomi. Alienasi merupakan sikap tidak percaya pada pemerintah, yang berasal dari keyakinan bahwa pemerintah tidak mempunyai dampak terhadap dirinya.Itulah faktor-faktor yang menyebabkan seseorang menjadi golput. Sehingga, dari faktor-faktor tersebut, kemudian memunculkan pengklasifikasian dalam masalah golput.
Klasifikasi tersebut adalah ; Pertama, golput teknis. Yaitu golput yang disebabkan oleh kendala teknis, seperti keliru menandai surat suara atau tidak hadir ke Tempat Pemungutan Suara (TPS). Kedua, golput teknis politis. Yaitu seseorang tidak memilih karena tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT). Ketiga, golput politis. Yaitu merasa tidak mempunyai pilihan dari kandidat yang tersedia, atau tidak percaya bahwa pemilu akan membawa kepada perubahan dan perbaikan. Keempat, golput ideologis. Yaitu golput yang beranggapan bahwa demokrasi dalam mekanismenya tidak dapat dipercaya. Uraian tersebut memberikan gambaran, betapa potret eksternal dan internal, dapat mempengaruhi seseorang untuk tidak menyalurkan aspirasinya. Tentunya ini menjadi perhatian, bahwa golput dapat terjadi dan terus akan terjadi, apabila faktor-faktor dan klasifikasi golput tersebut terus dibiarkan.

Kesimpulan
Dari uraian di atas, kiranya dapat difahami bahwa golput atau golongan putih merupakan perbuatan yang tidak memberikan aspirasi yang positif terhadap pelaksanaan pemilu. Meskipun dengan alasan bagaimanapun juga golput tetap tidak baik. Sebagai masyarakat yang mentaati peraturan Negara yang menganut sistem demokrasi seharusnya kita berperan aktif dalam pelaksanaan pemilu. Sebab, masalah pemimpin merupakan masalah yang vital dan fundamental.
Revolusioner Iran Ayatullah Khomeini pernah mengatakan bahwa ; Apabila masyarakat tidak ikut berpartisipasi dalam politik terutama dalam memberikan hak pilih kepada calon pemimpin,  maka hukumnya dosa. Dosa karena sudah membiarkan orang lain berkuasa dan mengatur dirinya sendiri, sedangkan orang yang mengaturnya tersebut tidak satu visi.
Golput dapat terjadi baik disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Maka dalam menyikapi fenomena yang terjadi saat ini, diperlukan formulasi agar pelaksanaan pemilu lebih bermartabat, serta mendapatkan aspirasi penuh dari masyarakat.
Generasi penerus bangsa hendaknya sejak dini untuk terjun langsung mendalami dunia politik. Generasi muda tidak di ajarkan untuk menjadi apatisme politik akan tetapi diajarkan bagaimana mereka lebih peduli terhadap gerakan politik di Indonesia. Pemuda sekarang jangan beranggapan bahwa hanya mahasiswa hukum saja yang akan berbicara mengenai politik akan tetapi semua mahasiswa di Indonesia harus terseret kedunia politik. Ini adalah bentuk kepedulian terhadap Negara yang kita naungi dan kita cintai yaitu negera republik Indonesia. 

 Rekomendasi
1. Menyelenggarakan sosialisasi ke desa- desa terutama desa yang dianggap terpencil untuk menyadarkan kepada masyarakat mengenai wajibnya memberikan hak suara dalam pemilu. Dan memberikan pengetahuan mengenai sistem demokrasi dan politik di Indonesia.
2.  Menyelenggarakan pelatihan kepada pemilih pemula supaya mereka tahu tata cara dalam memberikan hak suara untuk menghindari kesalahan teknis. Setelah mereka mendapatkan ilmu dalam tata cara mekanisme pemilu yang baik dan benar maka mereka di tugaskan kembali untuk mensosialisasikan ilmunya kepada para tetangga terdekatnya.
3.     Memberikan sanksi keras kepada pihak media yang selalu memberikan data palsu dalam pemilu, karena peran media sangat besar dalam mempengaruhi opini masyarakat. Media harus bersikap netral kepada partai dan hasil pemilu.
4.      Menambahkan mata pelajaran politik di SMA/SMK.
5.    Memberikan keistimewaan kepada orang- orang yang sedang merantau didaerah lain agar tetap bisa memilih calon pemimpin di daerahnya meskipun mereka tidak harus pulang ke daerahnya karena kesibukan di daerah lain.
6.  Memberikan sanksi kepada perusahaan atau lembaga yang pada saat pemilu tetap beraktivas, bahkan tidak memperbolehkan para karyawannya untuk memberikan hak suara karena di haruskan tetap bekerja.
7.      Mengubah hak memilih menjadi kewajiban memilih, sebagaimana diterapkan di beberapa negara dan bahkan disertai dengan sanksi.

Daftar Pustaka

Golput-Pilpres-Capai-567-Juta



nfopekanini.blogspot.co.id/2013/08/cara-ampuh-atasi-golput-di-pemilukada.html

Angkringan Mas Wied

Angkringan adalah tempat ngangkring  murah meriah di malam hari yang terpouler di Jogja , salah satu angkringan Jogja yang terpopuler...